Coklat Loosari Inovasi Berani Pengusaha Dalam Negeri
Saiful Abdullah bercerita tentang kisahnya yang pernah ditolak. Kisah jatuh bangun Saiful untuk meyakinkan masyarakat sekitarnya tentang bisnis barunya. "Waktu itu, saya pernah menawarkan cokelat saya di suatu toko. Pemiliknya bilang: Mana ada cokelat di Makassar," kata Saiful. Sang pemilik toko menganggap coklat buatannya tak berkelas. Ia pun sempat diejek dan dipandang sebelah mata.
Menurut mereka coklat milik Saiful malah bikin sakit perut. Tak mau diejek, ia lantas balik menantang agar mereka mau mencobanya dulu, "Kalau sakit perut, saya yang tanggung jawab," kata bapak tiga anak ini. Ia tak pantang menyerah. Makassar memang kaya akan produk kakao atau biji coklat, produksinya melimpah namun pemanfaatannya masih rendah. Masyarakat lebih senang menjual biji coklat mentah.
Coklat Loosari
Memanfaatkan produk pertanian menjadi produk jadi. Itulah Saiful yang mengembangkan merek coklatnya sendiri. Ia mengolah coklat mentah menjadi coklat kemasan siap makan.
"Saya berpikir untuk membuat produk dalam bentuk jadi. Makanya saya mencoba masuk bisnis produk ini," kata Saiful.
Sebagai awalan, di tahun 2007, dia memulai dengan membuat coklat isi kacang mende. Produknya itu lalu diberi nama "Coklat Loosari". Modal yang dikeluarkan cuma Rp.1,5 juta untuk membeli bahan baku seperti 10 kilogram cokelat dan 1,5 kilogram kacang mede serta peralatan produksi lain seperti mesin pemanas, pendingin, dan mesin sterilisasi.
Waktu itu Saiful menjelaskan produknya baru sebatas pesanan. Acara- acara tertentu saja terangnya. Soal kemasan pun masih biasa, hanya toples berbentuk tabung dan segilima. Setelah dua tahun produk Coklat Loosari -nya dipasarkan, kini, Saiful telah memiliki aneka varian rasa. Ada rasa cokelat isi keju, durian, dan kismis. Ia juga sudah menggunakan kemasan dan desain yang dipatenkan.
"Ada ukuran kemasan besar yaitu 16x11 gram dan yang kecil 8x11 gram. Kalau yang besar harganya Rp30 ribu dan yang kecil Rp15 ribu," kata dia.
"Ada ukuran kemasan besar yaitu 16x11 gram dan yang kecil 8x11 gram. Kalau yang besar harganya Rp30 ribu dan yang kecil Rp15 ribu," kata dia.
Awalnya menawarkan ke toko tanggapan sinis didapatnya. Namun, Saiful tak pantang menyerah bahkan ia sempat- sempatnya kembali ke tempat coklatnya ditolak. Saiful pantang menyerah. Dari toko yang sama, dia menawarkan kembali produknya lagi. Setelah ditolak sebanyak 3- 4 kali, akhirnya sang pemilik toko mau saja menerima cokelat buatannya, tapi dengan syarat
"Tapi, hanya menitip. Berapa yang laku itulah yang dibayar," kata dia.
Kini, setelah cokelat buatannya banyak peminat dan digemari pelanggan, toko- toko justru ingin pasokannya ditambah. Kerja keras Saiful berbuah manis. Sekarang, bahkan ketika ia telah mengirimkan barang si pemilik toko bisa ngomel- ngomel. "Kenapa saya dibedakan dengan yang lain," kata Saiful sambil terkekeh. Para pelanggannya menyukai produknya, cokelat dengan berbagai isi yang dikemas dalam wadah toples ini.
"Sekali beli dapat banyak rasa," kata dia.
Pria yang kini berusia 48 tahun ini, memproduksi sekitar 300- 400 bungkus Cokelat Loosari per- hari, dan dibantu dengan 4 orang pekerja tetap dan 2 orang pekerja lepas. Berapa keuntungan yang didapatkan dari bisnis ini? Saiful tak menjelaskan keuntungannya secara rinci. Namun, pendapatan dari bisnis mencapai lebih dari Rp50 juta setiap bulan. "Sekarang omzetnya sekitar Rp60 juta per bulan," kata Saiful.
Dia menjelaskan produknya baru dijual sebatas wilayah Makassar dan sekitarnya. Tapi, Coklat Loosari bisa dipesan antarkan ke Balikpapan, Palu, Bandung dan Menado. Pernah juga dijual keluar negeri, tepatnya, pembeli menjual kembali coklat buatannya.
Ia kemudian menambahkan, produknya telah lolos uji sertifikasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena itu, Cokelat Loosari ini aman dikonsumsi. Tidak hanya itu, merek Cokelat Loosari pun sudah terdaftar sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Kalau tidak salah, dari BPOM itu dapatnya pada 2010 dan HAKI tahun lalu," kata dia.
Saiful pun mempersilakan siapa pun untuk mengunjungi gerai Cokelat Loosari -nya di kompleks Alam Hijau Sejahtera, Jalan Tidung VII No. 102, Kelurahan Mapala, Makassar Pemesanan juga bisa dilakukan dengan mengirim e-mail kepada loosari@ymail.com atau mengakses situs www.loosari.com. Saiful mematok jumlah minimal pemesanan Rp1 juta. "Tentu biaya kirim ditanggung pembeli," kata Saiful.
"Tapi, hanya menitip. Berapa yang laku itulah yang dibayar," kata dia.
Kini, setelah cokelat buatannya banyak peminat dan digemari pelanggan, toko- toko justru ingin pasokannya ditambah. Kerja keras Saiful berbuah manis. Sekarang, bahkan ketika ia telah mengirimkan barang si pemilik toko bisa ngomel- ngomel. "Kenapa saya dibedakan dengan yang lain," kata Saiful sambil terkekeh. Para pelanggannya menyukai produknya, cokelat dengan berbagai isi yang dikemas dalam wadah toples ini.
"Sekali beli dapat banyak rasa," kata dia.
Pria yang kini berusia 48 tahun ini, memproduksi sekitar 300- 400 bungkus Cokelat Loosari per- hari, dan dibantu dengan 4 orang pekerja tetap dan 2 orang pekerja lepas. Berapa keuntungan yang didapatkan dari bisnis ini? Saiful tak menjelaskan keuntungannya secara rinci. Namun, pendapatan dari bisnis mencapai lebih dari Rp50 juta setiap bulan. "Sekarang omzetnya sekitar Rp60 juta per bulan," kata Saiful.
Dia menjelaskan produknya baru dijual sebatas wilayah Makassar dan sekitarnya. Tapi, Coklat Loosari bisa dipesan antarkan ke Balikpapan, Palu, Bandung dan Menado. Pernah juga dijual keluar negeri, tepatnya, pembeli menjual kembali coklat buatannya.
Ia kemudian menambahkan, produknya telah lolos uji sertifikasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena itu, Cokelat Loosari ini aman dikonsumsi. Tidak hanya itu, merek Cokelat Loosari pun sudah terdaftar sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Kalau tidak salah, dari BPOM itu dapatnya pada 2010 dan HAKI tahun lalu," kata dia.
Saiful pun mempersilakan siapa pun untuk mengunjungi gerai Cokelat Loosari -nya di kompleks Alam Hijau Sejahtera, Jalan Tidung VII No. 102, Kelurahan Mapala, Makassar Pemesanan juga bisa dilakukan dengan mengirim e-mail kepada loosari@ymail.com atau mengakses situs www.loosari.com. Saiful mematok jumlah minimal pemesanan Rp1 juta. "Tentu biaya kirim ditanggung pembeli," kata Saiful.
Posting Komentar untuk "Coklat Loosari Inovasi Berani Pengusaha Dalam Negeri"